Rabu, 30 September 2020

COVID-19 DAN KONDISI KESEHATAN MENTAL

 


Menjaga kesehatan dalam kehidupan sehari-hari sangat penting dilakukan agar tubuh tetap sehat, bugar, dan terhindar dari bermacam penyakit. Apalagi ketika menghadapi situasi dunia saat ini yang sedang dihebohkan dengan sebuah penyakit  menular yang sangat ganas bernama corona virus. Banyak orang yang tidak merasakan gejala apapun dan terlihat baik-baik saja ternyata tertular virus corona. Virus ini merupakan virus baru yang sangat meresahkan karena keberadaannya belum pernah teridentifikasi sebelumnya. Akibat virus ini, seluruh negara di dunia merasakan dampaknya.

Indonesia mengonfirmasi kasus pertama infeksi corona pada awal Maret 2019. Sejak saat itu kegiatan pemerintahan, pendidikan, perdagangan, dan aktivitas lainnya harus dilakukan di rumah agar mencegah terjadinya kerumunan. Penyakit ini merubah seluruh aktivitas manusia dalam semua aspek kehidupan. Akibat adanya Covid-19 banyak tenaga kerja yang dirumahkan sehingga terjadi peningkatan jumlah pengangguran. Pemerintah telah berupaya semaksimal mungkin dalam pencegahan penyebaran virus ini. Berbagai inovasi telah dilakukan agar vaksin corona cepat ditemukan. Proses pencegahan virus corona yang dilakukan pemerintah harus didukung oleh masyarakat. Masyarakat tidak memiliki pilihan selain bergerak bersama untuk mengatasi dampak yang timbul akibat pandemi ini.

A.          Pengertian

Virus Corona atau severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) adalah virus yang menyerang sistem pernapasan. Penyakit karena infeksi virus ini disebut COVID-19. Virus Corona bisa menyebabkan gangguan ringan pada sistem pernapasan, infeksi paru-paru yang berat, hingga kematian. Severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) yang lebih dikenal dengan nama virus Corona adalah jenis baru dari coronavirus yang menular ke manusia. Virus ini bisa menyerang siapa saja, seperti lansia (golongan usia lanjut), orang dewasa, anak-anak, dan bayi, termasuk ibu hamil dan ibu menyusui. Infeksi virus Corona disebut COVID-19 (Corona Virus Disease 2019) dan pertama kali ditemukan di kota Wuhan, China pada akhir Desember 2019. Oleh karena itu, virus ini juga disebut sebagai 2019 Novel Coronavirus atau 2019-nCoV. Virus ini menular dengan sangat cepat dan telah menyebar ke hampir semua negara, termasuk Indonesia, hanya dalam waktu beberapa bulan.

Coronavirus adalah kumpulan virus yang bisa menginfeksi sistem pernapasan. Pada banyak kasus, virus ini hanya menyebabkan infeksi pernapasan ringan, seperti flu. Namun, virus ini juga bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti infeksi paru-paru (pneumonia). Selain virus SARS-CoV-2 atau virus Corona, virus yang juga termasuk dalam kelompok ini adalah virus penyebab Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) dan virus penyebab Middle-East Respiratory Syndrome (MERS). Meski disebabkan oleh virus dari kelompok yang sama, yaitu coronavirus, COVID-19 memiliki beberapa perbedaan dengan SARS dan MERS, antara lain dalam hal kecepatan penyebaran dan keparahan gejala.

B.           Gejala Covid-19



Gejala awal infeksi virus Corona atau COVID-19 bisa menyerupai gejala flu, yaitu demam, pilek, batuk kering, sakit tenggorokan, dan sakit kepala. Setelah itu, gejala dapat hilang dan sembuh atau malah memberat. Penderita dengan gejala yang berat bisa mengalami demam tinggi, batuk berdahak bahkan berdarah, sesak napas, dan nyeri dada. Gejala-gejala tersebut muncul ketika tubuh bereaksi melawan virus Corona. Centers for Disease Control and Prevention (CDC) gejala infeksi virus 2019-nCoV dapat muncul mulai dua hari hingga 14 hari setelah terpapar virus tersebut.

Baca juga: Terindikasi Corona, Berikut Panduan Aman untuk ke Rumah Sakit

C.           Penyebab Covid-19

Infeksi virus Corona atau COVID-19 disebabkan oleh coronavirus, yaitu kelompok virus yang menginfeksi sistem pernapasan. Pada sebagian besar kasus, coronavirus hanya menyebabkan infeksi pernapasan ringan sampai sedang, seperti flu. Akan tetapi, virus ini juga bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti pneumonia, Middle-East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Ada dugaan bahwa virus Corona awalnya ditularkan dari hewan ke manusia. Namun, kemudian diketahui bahwa virus Corona juga menular dari manusia ke manusia. Seseorang dapat tertular COVID-19 melalui berbagai cara, yaitu:

    1. Tidak sengaja menghirup percikan ludah (droplet) yang keluar saat penderita COVID-19 batuk atau bersin

    2. Memegang mulut atau hidung tanpa mencuci tangan terlebih dulu setelah menyentuh benda yang terkena cipratan ludah penderita COVID-19

    3. Kontak jarak dekat dengan penderita COVID-19

Virus Corona dapat menginfeksi siapa saja, tetapi efeknya akan lebih berbahaya atau bahkan fatal bila terjadi pada orang lanjut usia, ibu hamil, orang yang memiliki penyakit tertentu, perokok, atau orang yang daya tahan tubuhnya lemah, misalnya pada penderita kanker. Karena mudah menular, virus Corona juga berisiko tinggi menginfeksi para tenaga medis yang merawat pasien COVID-19. Oleh karena itu, para tenaga medis dan orang-orang yang memiliki kontak dengan pasien COVID-19 perlu menggunakan alat pelindung diri (APD).

D.          Diagnosa Covid-19

Untuk menentukan apakah pasien terinfeksi virus Corona, dokter akan menanyakan gejala yang dialami pasien dan apakah pasien baru saja bepergian atau tinggal di daerah yang memiliki kasus infeksi virus Corona sebelum gejala muncul. Dokter juga akan menanyakan apakah pasien ada kontak dengan orang yang menderita atau diduga menderita COVID-19. Guna memastikan diagnosis COVID-19, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan berikut:
  1. Rapid test untuk mendeteksi antibodi (IgM dan IgG) yang diproduksi oleh tubuh untuk melawan virus Corona
  2. Swab test atau tes PCR (polymerase chain reaction) untuk mendeteksi virus Corona di dalam dahak

  3. CT scan atau Rontgen dada untuk mendeteksi infiltrat atau cairan di paru-paru

Hasil rapid test COVID-19 positif kemungkinan besar menunjukkan bahwa Anda memang sudah terinfeksi virus Corona, namun bisa juga berarti Anda terinfeksi kuman atau virus yang lain. Sebaliknya, hasil rapid test COVID-19 negatif belum tentu menandakan bahwa Anda mutlak terbebas dari virus Corona.

Hingga saat ini, belum ada terapi anti-virus yang terbukti efektif untuk mengatasi infeksi 2019-novel coronavirus. Penderita yang terinfeksi virus corona akan menerima terapi yang bersifat suportif untuk mengurangi gejala. Misalnya anti-piretik untuk menurunkan suhu tubuh dan cairan untuk mencegah dehidrasi, serta terapi oksigen pada pasien yang mengalami sesak napas. Pada kondisi yang berat, bantuan napas melalui mesin ventilator dapat diberikan pada pasien untuk menyokong fungsi organ vital lainnya.

E.           Cara Mencegah Penularan Covid-19



Cara terbaik untuk menghindari penyakit infeksi coronavirus adalah melakukan tindakan pencegahan secara aktif. CDC menyarankan setiap orang melakukan tindakan seperti:

Ø  Rutin mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir selama 20 detik

Ø  Apabila tidak memungkinkan atau tidak tersedia air dan sabun, bersihkan tangan menggunakan pembersih tangan berbahan alcohol

Ø  Hindari menyentuh hidung, mata, atau mulut bila tangan masih kotor

Ø  Hindari kontak dengan orang yang sedang sakit

Ø  Tetaplah di rumah bila sedang sakit

Ø  Tutup mulut dengan tisu atau menekuk siku saat Anda batuk atau bersin

Ø  Hindari kontak dengan hewan ternak secara langsung

Ø  Hindari bepergian, terutama ke daerah dengan kasus infeksi coronavirus

Ø  Hindari mengonsumsi daging yang belum matang sempurna.

Baca juga: Cegah Corona dengan Cuci Tangan, Perlukah Pakai Sabun Khusus?

Ketika kita akan pergi dari rumah tentu kita harus menggunakan masker. Masker menjadi salah satu cara mencegah penularan COVID-19 yang efektif. Namun tidak semua masker bisa dipakai, tetapi harus diperhatikan tingkat kerapatan pori-pori dan waktu pemakaian masker. Jenis masker yang direkomendasikan adalah masker N95, masker bedah, dan masker kain. Masker yang dilarang penggunaannya oleh kementerian kesehatan adalah masker scuba dan buff karena dianggap terlalu tipis  dan apabila ditarik pori-pori masker tersebut akan terbuka lebar. Seperti yang kita tahu, COVID-19 menyebar secara cepat melalui percikan droplet baik saat bersin maupun batuk. Memakai masker adalah salah satu cara efektif untuk menahan droplet tersebut menyebar.

Tingkat risiko penularan COVID-19 akan semakin menurun apabila seseorang memakai masker. Pemerintah membaginya ke dalam 4 tingkatan :

Ø      Pertama, apabila seseorang yang membawa virus/sakit tidak menggunakan masker dan melakukan kontak dekat dengan orang rentan maka kemungkinan penularan sangat tinggi

Ø    Kedua, orang yang sakit tidak pakai masker, sementara kelompok rentan memakai masker maka potensi penularan tinggi.

Ø      Ketiga, orang sakit pakai masker, sementara orang sehat tidak pakai masker maka tingkat penularannya sedang.

Ø         Keempat, jika keduanya pakai masker, maka potensi penularan hanya rendah. Dan akan menjadi sangat rendah jika ditambah menjaga jarak antara 1 sampai 2 meter.

Selain masker, ahli kesehatan mengungkapkan bahwa penggunaan face shield memberikan perlindungan lebih baik dibandingkan hanya menggunakan masker saja. Akan tetapi, face shield tidak bisa digunakan sendiri tanpa masker. Oleh karena itu, banyak ahli yang menyarankan agar orang-orang yang berpergian dengan pesawat menggunakan masker dan juga face shield untuk perlindungan yang lebih optimal. Penggunaan masker dapat mencegah penyebaran droplet dari dan ke orang lain. Di sisi lain, face shield dapat melindungi mata dari paparan droplet. Penggunaan face shield juga dapat mencegah kebiasaan menyentuh wajah. Penting untuk memilih face shield dengan ukuran yang tepat. Pastikan face shield yang digunakan menutupi semua bagian kening hingga dagu, serta telinga. Selama menggunakan face shield, hindari memasukkan tangan ke bagian dalam face shield untuk menyentuh wajah demi menghindari potensi kontaminasi. Hal yang tak kalah penting untuk dilakukan saat menggunakan face shield adalah cuci tangan. Pastikan cuci tangan sebelum dan setelah menggunakan face shield. Selain itu, jangan lupa untuk membersihkan face shield secara rutin.



F.            Pengaruh Covid-19 Terhadap Kondisi Mental

Pakar kesehatan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan, pandemi Covid-19 telah menyebabkan krisis kesehatan mental. Pandemi telah membuat seluruh warga dunia terpaksa menjalani karantina secara nasional atau lockdown serta terjadi kekacauan ekonomi. Peningkatan kasus gangguan kesehatan mental kemungkinan terjadi selama pandemi Covid-19. Oleh karena itu, pemerintah harus menempatkan masalah kesehatan mental sebagai prioritas.



Dalam sebuah laporan yang disampaikan oleh Direktur Departemen Kesehatan Mental Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Devora Kestel, anak-anak dan remaja yang terisolasi dari teman serta sekolah berisiko mengalami gangguan kesehatan mental. Selain itu, petugas kesehatan yang menangani pasien infeksi virus corona tipe baru penyebab Covid-19 juga rentan terkena gangguan penyakit mental.

Para psikolog mengatakan, anak-anak merasa cemas dan terjadi peningkatan dalam kasus depresi di beberapa negara. Selain itu, kekerasan dalam rumah tangga meningkat dan petugas kesehatan melaporkan peningkatan kebutuhan akan dukungan psikologis. Laporan WHO juga mengatakan, banyak orang yang tertekan oleh dampak langsung dan konsekuensi dari isolasi fisik. Sementara yang lainnya mengalami ketakutan terinfeksi virus corona dan kehilangan anggota keluarga.

Terhentinya aktivitas ekonomi membuat sejumlah orang berisiko kehilangan pendapatan dan mata pencarian. Ketidakpastian tentang berapa lama pandemi virus corona berlangsung membuat orang-orang merasa cemas dan putus asa terhadap masa depan mereka. WHO merekomendasikan kepada pemerintah untuk menyediakan layanan psikologis jarak jauh seperti tele-konseling untuk petugas kesehatan yang berada di garis depan. Selain itu, layanan psikologi juga secara proaktif dilakukan kepada orang-orang yang mengalami depresi dan kecemasan. Dalam jangka panjang, negara harus mengurangi penderitaan rakyatnya dengan mengurangi biaya sosial dan ekonomi.

Penanganan virus corona ini perlu partisipasi dari semua pihak karena kesadaran untuk dirumah saja sangat diperlukan untuk mengurangi resiko penularan covid-19. Mematuhi protokol kesehatan dengan memakai masker dan selalu mencuci tangan adalah langkah yang harus diikuti oleh masyarakat saat ini. Selain itu untuk meningkatkan imun seseorang dapat dilakukan dengan mengkonsumsi makanan yang bernutrisi. Karena obat covid-19 belum ditemukan,  kesadaran untuk membatasi aktivitas di luar rumah harus lebih ditingkatkan. Sebagai sesama umat manusia kita harus meringankan beban dari tenaga medis karena semakin banyak kasus corona baru mengakibatkan nyawa tenaga media juga terancam.

 

Sumber

https://www.alodokter.com/virus-corona

http://pusatkrisis.kemkes.go.id/kemenkes-sarankan-3-jenis-masker-untuk-dipakai

https://theconversation.com/sejarah-dan-keajaiban-cuci-tangan-bisa-cegah-penyakit-infeksi-termasuk-covid-19-140708

https://m.klikdokter.com/penyakit/coronavirus

http://sehatnegeriku.kemkes.go.id/

https://m.republika.co.id/berita/qd4tcx425/perlukah-memakai-masker-saat-mengenakan-emface-shieldem

https://www.halodoc.com/kesehatan/coronavirus

https://republika.co.id/berita/qab5a0414/who-pandemi-covid19-sebabkan-krisis-kesehatan-mental

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MAKNA HUBUNGAN SIMBOL DENGAN SILA KE EMPAT PANCASILA

  Kelas                           :IV Tema                            : 5 (Pahlawanku) Subtema                       : 1 (Perjuangan Par...