Menjaga
kesehatan dalam kehidupan sehari-hari sangat penting dilakukan agar tubuh tetap
sehat, bugar, dan terhindar dari bermacam penyakit. Apalagi ketika menghadapi situasi
dunia saat ini yang sedang dihebohkan dengan sebuah penyakit menular yang sangat ganas bernama corona
virus. Banyak orang yang tidak merasakan gejala apapun dan terlihat baik-baik
saja ternyata tertular virus corona. Virus ini merupakan virus baru yang sangat
meresahkan karena keberadaannya belum pernah teridentifikasi sebelumnya. Akibat
virus ini, seluruh negara di dunia merasakan dampaknya.
Indonesia
mengonfirmasi kasus pertama infeksi corona pada awal Maret 2019. Sejak saat itu
kegiatan pemerintahan, pendidikan, perdagangan, dan aktivitas lainnya harus
dilakukan di rumah agar mencegah terjadinya kerumunan. Penyakit ini merubah
seluruh aktivitas manusia dalam semua aspek kehidupan. Akibat adanya Covid-19
banyak tenaga kerja yang dirumahkan sehingga terjadi peningkatan jumlah
pengangguran. Pemerintah telah berupaya semaksimal mungkin dalam pencegahan penyebaran
virus ini. Berbagai inovasi telah dilakukan agar vaksin corona cepat ditemukan.
Proses pencegahan virus corona yang dilakukan pemerintah harus didukung oleh
masyarakat. Masyarakat tidak memiliki pilihan selain bergerak bersama untuk
mengatasi dampak yang timbul akibat pandemi ini.
A.
Pengertian
Virus
Corona atau severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) adalah
virus yang menyerang sistem pernapasan. Penyakit karena infeksi virus ini
disebut COVID-19. Virus Corona bisa menyebabkan gangguan ringan pada sistem
pernapasan, infeksi paru-paru yang berat, hingga kematian. Severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) yang
lebih dikenal dengan nama virus Corona adalah jenis baru dari coronavirus yang
menular ke manusia. Virus ini bisa menyerang siapa saja, seperti lansia
(golongan usia lanjut), orang dewasa, anak-anak, dan bayi, termasuk ibu hamil
dan ibu menyusui. Infeksi virus Corona disebut COVID-19 (Corona Virus Disease 2019) dan pertama kali ditemukan di kota
Wuhan, China pada akhir Desember 2019. Oleh karena itu, virus ini juga disebut
sebagai 2019 Novel Coronavirus atau 2019-nCoV. Virus ini menular dengan sangat
cepat dan telah menyebar ke hampir semua negara, termasuk Indonesia, hanya dalam
waktu beberapa bulan.
Coronavirus
adalah kumpulan virus yang bisa menginfeksi sistem pernapasan. Pada banyak
kasus, virus ini hanya menyebabkan infeksi pernapasan ringan, seperti flu.
Namun, virus ini juga bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti
infeksi paru-paru (pneumonia). Selain virus SARS-CoV-2 atau virus Corona, virus
yang juga termasuk dalam kelompok ini adalah virus penyebab Severe Acute
Respiratory Syndrome (SARS) dan virus penyebab Middle-East Respiratory Syndrome
(MERS). Meski disebabkan oleh virus dari kelompok yang sama, yaitu coronavirus,
COVID-19 memiliki beberapa perbedaan dengan SARS dan MERS, antara lain dalam
hal kecepatan penyebaran dan keparahan gejala.
B.
Gejala Covid-19
Gejala awal infeksi virus Corona atau COVID-19 bisa menyerupai gejala flu, yaitu demam, pilek, batuk kering, sakit tenggorokan, dan sakit kepala. Setelah itu, gejala dapat hilang dan sembuh atau malah memberat. Penderita dengan gejala yang berat bisa mengalami demam tinggi, batuk berdahak bahkan berdarah, sesak napas, dan nyeri dada. Gejala-gejala tersebut muncul ketika tubuh bereaksi melawan virus Corona. Centers for Disease Control and Prevention (CDC) gejala infeksi virus 2019-nCoV dapat muncul mulai dua hari hingga 14 hari setelah terpapar virus tersebut.
Baca juga: Terindikasi Corona, Berikut Panduan Aman untuk ke Rumah Sakit
C.
Penyebab Covid-19
Infeksi virus Corona atau COVID-19 disebabkan oleh coronavirus, yaitu kelompok virus yang menginfeksi sistem pernapasan. Pada sebagian besar kasus, coronavirus hanya menyebabkan infeksi pernapasan ringan sampai sedang, seperti flu. Akan tetapi, virus ini juga bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti pneumonia, Middle-East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Ada dugaan bahwa virus Corona awalnya ditularkan dari hewan ke manusia. Namun, kemudian diketahui bahwa virus Corona juga menular dari manusia ke manusia. Seseorang dapat tertular COVID-19 melalui berbagai cara, yaitu:
Tidak sengaja menghirup percikan ludah (droplet) yang keluar saat penderita COVID-19 batuk atau bersin
Memegang mulut atau hidung tanpa mencuci tangan terlebih dulu setelah menyentuh benda yang terkena cipratan ludah penderita COVID-19
Kontak jarak dekat dengan penderita COVID-19
Virus Corona dapat menginfeksi siapa
saja, tetapi efeknya akan lebih berbahaya atau bahkan fatal bila terjadi pada
orang lanjut usia, ibu hamil, orang yang memiliki penyakit tertentu, perokok,
atau orang yang daya tahan tubuhnya lemah, misalnya pada penderita kanker. Karena
mudah menular, virus Corona juga berisiko tinggi menginfeksi para tenaga medis
yang merawat pasien COVID-19. Oleh karena itu, para tenaga medis dan
orang-orang yang memiliki kontak dengan pasien COVID-19 perlu menggunakan alat
pelindung diri (APD).
D.
Diagnosa Covid-19
- Rapid test untuk mendeteksi antibodi (IgM dan IgG) yang diproduksi oleh tubuh untuk melawan virus Corona
Swab test atau tes PCR (polymerase chain reaction) untuk mendeteksi virus Corona di dalam dahak
CT scan atau Rontgen dada untuk mendeteksi infiltrat atau cairan di paru-paru
Hasil
rapid test COVID-19 positif kemungkinan besar menunjukkan bahwa Anda memang
sudah terinfeksi virus Corona, namun bisa juga berarti Anda terinfeksi kuman
atau virus yang lain. Sebaliknya, hasil rapid test COVID-19 negatif belum tentu
menandakan bahwa Anda mutlak terbebas dari virus Corona.
Hingga
saat ini, belum ada terapi anti-virus yang terbukti efektif untuk mengatasi
infeksi 2019-novel coronavirus. Penderita yang terinfeksi virus corona akan
menerima terapi yang bersifat suportif untuk mengurangi gejala. Misalnya
anti-piretik untuk menurunkan suhu tubuh dan cairan untuk mencegah dehidrasi,
serta terapi oksigen pada pasien yang mengalami sesak napas. Pada kondisi yang
berat, bantuan napas melalui mesin ventilator dapat diberikan pada pasien untuk
menyokong fungsi organ vital lainnya.
E.
Cara Mencegah Penularan Covid-19
Cara terbaik untuk menghindari penyakit infeksi coronavirus adalah melakukan tindakan pencegahan secara aktif. CDC menyarankan setiap orang melakukan tindakan seperti:
Ø Rutin mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir selama 20 detik
Ø Apabila tidak memungkinkan atau tidak tersedia air dan sabun, bersihkan tangan menggunakan pembersih tangan berbahan alcohol
Ø Hindari
menyentuh hidung, mata, atau mulut bila tangan masih kotor
Ø Hindari
kontak dengan orang yang sedang sakit
Ø Tetaplah
di rumah bila sedang sakit
Ø Tutup
mulut dengan tisu atau menekuk siku saat Anda batuk atau bersin
Ø Hindari
kontak dengan hewan ternak secara langsung
Ø Hindari
bepergian, terutama ke daerah dengan kasus infeksi coronavirus
Ø Hindari
mengonsumsi daging yang belum matang sempurna.
Baca juga: Cegah Corona dengan Cuci Tangan, Perlukah Pakai Sabun Khusus?
Ketika kita akan pergi dari rumah tentu
kita harus menggunakan masker. Masker menjadi salah satu cara mencegah
penularan COVID-19 yang efektif. Namun tidak semua masker bisa dipakai, tetapi
harus diperhatikan tingkat kerapatan pori-pori dan waktu pemakaian masker.
Jenis masker yang direkomendasikan adalah masker N95, masker bedah, dan masker
kain. Masker yang dilarang penggunaannya oleh kementerian kesehatan adalah
masker scuba dan buff karena dianggap terlalu tipis dan apabila ditarik pori-pori masker tersebut
akan terbuka lebar. Seperti yang kita tahu, COVID-19 menyebar secara cepat
melalui percikan droplet baik saat bersin maupun batuk. Memakai masker adalah
salah satu cara efektif untuk menahan droplet tersebut menyebar.
Tingkat risiko penularan COVID-19 akan
semakin menurun apabila seseorang memakai masker. Pemerintah membaginya ke
dalam 4 tingkatan :
Ø Pertama,
apabila seseorang yang membawa virus/sakit tidak menggunakan masker dan
melakukan kontak dekat dengan orang rentan maka kemungkinan penularan sangat
tinggi
Ø Kedua,
orang yang sakit tidak pakai masker, sementara kelompok rentan memakai masker
maka potensi penularan tinggi.
Ø Ketiga,
orang sakit pakai masker, sementara orang sehat tidak pakai masker maka tingkat
penularannya sedang.
Ø Keempat,
jika keduanya pakai masker, maka potensi penularan hanya rendah. Dan akan
menjadi sangat rendah jika ditambah menjaga jarak antara 1 sampai 2 meter.
Selain
masker, ahli kesehatan mengungkapkan bahwa penggunaan face shield memberikan
perlindungan lebih baik dibandingkan hanya menggunakan masker saja. Akan
tetapi, face shield tidak bisa digunakan sendiri tanpa masker. Oleh karena itu,
banyak ahli yang menyarankan agar orang-orang yang berpergian dengan pesawat
menggunakan masker dan juga face shield untuk perlindungan yang lebih optimal.
Penggunaan masker dapat mencegah penyebaran droplet dari dan ke orang lain. Di
sisi lain, face shield dapat melindungi mata dari paparan droplet. Penggunaan
face shield juga dapat mencegah kebiasaan menyentuh wajah. Penting untuk
memilih face shield dengan ukuran yang tepat. Pastikan face shield yang
digunakan menutupi semua bagian kening hingga dagu, serta telinga. Selama
menggunakan face shield, hindari memasukkan tangan ke bagian dalam face shield
untuk menyentuh wajah demi menghindari potensi kontaminasi. Hal yang tak kalah
penting untuk dilakukan saat menggunakan face shield adalah cuci tangan.
Pastikan cuci tangan sebelum dan setelah menggunakan face shield. Selain itu,
jangan lupa untuk membersihkan face shield secara rutin.
F.
Pengaruh Covid-19 Terhadap Kondisi Mental
Pakar
kesehatan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan, pandemi Covid-19 telah
menyebabkan krisis kesehatan mental. Pandemi telah membuat seluruh warga dunia
terpaksa menjalani karantina secara nasional atau lockdown serta terjadi
kekacauan ekonomi. Peningkatan kasus gangguan kesehatan mental kemungkinan
terjadi selama pandemi Covid-19. Oleh karena itu, pemerintah harus menempatkan
masalah kesehatan mental sebagai prioritas.
Dalam
sebuah laporan yang disampaikan oleh Direktur Departemen Kesehatan Mental
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Devora Kestel, anak-anak dan remaja yang
terisolasi dari teman serta sekolah berisiko mengalami gangguan kesehatan
mental. Selain itu, petugas kesehatan yang menangani pasien infeksi virus
corona tipe baru penyebab Covid-19 juga rentan terkena gangguan penyakit
mental.
Para
psikolog mengatakan, anak-anak merasa cemas dan terjadi peningkatan dalam kasus
depresi di beberapa negara. Selain itu, kekerasan dalam rumah tangga meningkat
dan petugas kesehatan melaporkan peningkatan kebutuhan akan dukungan
psikologis. Laporan WHO juga mengatakan, banyak orang yang tertekan oleh dampak
langsung dan konsekuensi dari isolasi fisik. Sementara yang lainnya mengalami
ketakutan terinfeksi virus corona dan kehilangan anggota keluarga.
Terhentinya aktivitas
ekonomi membuat sejumlah orang berisiko kehilangan pendapatan dan mata
pencarian. Ketidakpastian tentang berapa lama pandemi virus corona berlangsung
membuat orang-orang merasa cemas dan putus asa terhadap masa depan mereka. WHO
merekomendasikan kepada pemerintah untuk menyediakan layanan psikologis jarak
jauh seperti tele-konseling untuk petugas kesehatan yang berada di garis depan.
Selain itu, layanan psikologi juga secara proaktif dilakukan kepada orang-orang
yang mengalami depresi dan kecemasan. Dalam jangka panjang, negara harus
mengurangi penderitaan rakyatnya dengan mengurangi biaya sosial dan ekonomi.
Penanganan
virus corona ini perlu partisipasi dari semua pihak karena kesadaran untuk
dirumah saja sangat diperlukan untuk mengurangi resiko penularan covid-19.
Mematuhi protokol kesehatan dengan memakai masker dan selalu mencuci tangan
adalah langkah yang harus diikuti oleh masyarakat saat ini. Selain itu untuk
meningkatkan imun seseorang dapat dilakukan dengan mengkonsumsi makanan yang
bernutrisi. Karena obat covid-19 belum ditemukan, kesadaran untuk membatasi aktivitas di luar
rumah harus lebih ditingkatkan. Sebagai sesama umat manusia kita harus
meringankan beban dari tenaga medis karena semakin banyak kasus corona baru
mengakibatkan nyawa tenaga media juga terancam.
Sumber
https://www.alodokter.com/virus-corona
http://pusatkrisis.kemkes.go.id/kemenkes-sarankan-3-jenis-masker-untuk-dipakai
https://m.klikdokter.com/penyakit/coronavirus
http://sehatnegeriku.kemkes.go.id/
https://m.republika.co.id/berita/qd4tcx425/perlukah-memakai-masker-saat-mengenakan-emface-shieldem
https://www.halodoc.com/kesehatan/coronavirus
https://republika.co.id/berita/qab5a0414/who-pandemi-covid19-sebabkan-krisis-kesehatan-mental
Tidak ada komentar:
Posting Komentar